improvisasi, kreativitas??
IMPROVISASI
Antara kreativitas dan Stigma
Ada sebuah stigma yang sudah berlangsung lama seputar kemampuan guru-guru musik dan siswa, untuk belajar improvisasi jazz. Kalimat yang kerap didengar adalah, bahwa kemampuan berimprovisasi adalah semata-mata pemberian atau karunia dari Tuhan. Dengan kata lain improvisasi seolah-olah tidak dapat diajarkan, atau tidak dapat dipelajari, kecuali untuk orang-orang yang memang diberi kemampuan oleh Tuhan untuk mengajarkan dan mempelajari improvisasi. Benarkah..??
Brian Hayes, musisi berpengalaman dan juga pengajar jazz asal Australia yang cukup ternama memberi keyakinan bahwa kemampuan mengajar dan belajar improvisasi sesungguhnya bukan semata-mata sekedar bentuk pemberian Tuhan, tetapi lebih kepada kemauan untuk menggunakan potensial yang diberikan Tuhan. “Ada perbedaan yang sangat jelas dalam hal ini, antara sebuah pemberian semata-mata, dan kemauan untuk menggunakan pemberian itu,” katanya.
Jangan Biarkan Metode Belajar Anda Melumpuhkan Kreativitas.
Kreativitas dan improvisasi (komposisi spontanitas) adalah sebuah istilah yang secara luas dapat digunakan bergantian. Dengan kata lain, tidak ada improvisasi tanpa kreativitas. Begitu juga, improvisasi adalah salah satu bentuk kreativitas.
Upayakanlah agar Anda mengenal lebih banyak jenis-jenis musik diluar musik klasik. Karena pada dasarnya setiap orang dapat belajar untuk kreatif, dan setelah itu membuat sesuatu menurut kehendaknya.
Semua manusia lahir dengan kreativitas sejak kanak-kanak. Proses kreatif berarti mencoba, bereksperimen, belajar dari kesalahan, dan berusaha terus menerus untuk menjadi baik.
Kreativitas musik di satu sisi adalah sebuah kekuatan jiwa yang sangat luas dan seharusnya ditanamkan sejak usia muda dan sejak mulai pertama anak-anak belajar musik.
Dalam pengajaran dan latihan-latihan musik klasik tradisional, kreativitas jiwa kerapkali dibatasi oleh penerapan seperangkat aturan yang keras dan kaku, misalnya, “Mainkan nada-nada ini dengan benar dan tepat”, atau “Saya ingin kamu memainkannya dengan tepat dan benar sebagaimana dimainkan 200 tahun yang lalu,” dan sebagainya.
Kreativitas musikal sedikit mirip dengan kegiatan kita sehari-hari, berimajinasi, ‘meng-copy’ segala sesuatu dari orang lain, berkomunikasi setiap hari dengan manusia sekitar, lalu mengaplikasikannya menurut kehendak, selera dan gaya kita.
Pernah penulis mendapat pengalaman berharga ketika melihat seorang anak berusia 7 tahun yang datang ke studio tempat penulis mengajar, dia langsung menghampiri piano, sebelum penulis sempat menjelaskan bagaimana posisi duduk, bentuk tangan dan jari, dan teknik-teknik lain sebagainya. Belum sempat memberi tahu itu, anak tersebut meletakkan jari-jarinya diatas piano, bermain dan bergaya seperti Chick Corea, Indra lesmana, atau Art Tatum, tiga pianis jazz hebat.
Masalahnya apakah permainan piano anak itu tidak musikal? Terdengar aneh atau salah? Dari sudut analisa musik mungkin ya, tapi bisa berarti “benar” bila dilihat dari sudut kebebasan, bagaimana dia membunyikan nada, bergaya, dan mengembangkan ide-idenya melalui sebuah alat musik yang ia tidak pernah tahu cara menjalankannya.
Esensinya adalah kita semua dapat belajar dan sadari dari realitas tersebut, bahwa proses belajar membaca, menulis musik, belajar teknik, sejarah musik dan lain sebagainya hendaknya bukan hanya mampu membuat seseorang bermain musik dengan baik, tapi juga mampu menumbuhkan anak untuk kreatif. Bukan membatasi atau justru beresiko membelenggu kreativitas anak.
Sense of Creativity
Improvisasi tidak harus dimulai dengan sebuah lagu yang rumit, Juga tidak harus selalu kompleks. Dengan sebuah lagu sederhana, anda dapat membuat sebuah improvisasi, menggali ide-ide untuk membuat “komposisi spontanitas” yang mungkin mengejutkan anda.
Contoh, mainkan lagu “Happy Birthday” dengan menggunakan 12 tangganada pada “Circle of 5th”, rasakan setiap perbedaan yang terjadi. Temukan pintu pertama menjelajahi dunia improvisasi. Juga memberikan pengalaman menakjubkan bagi otak karena akan mendengar sesuatu yang berbeda pada satu hal yang sama, sekaligus melatih jari-jari menemukan secara jelas interval-interval nada melalui parameter teknik pada alat musik yang dimainkan.
“Happy birthday” adalah sebuah lagu sederhana yang sangat terkenal, dimana 99% penduduk dunia mengenalnya. Mulailah membuat improvisasi dengan sebuah lagu sederhana untuk melatih dan membiasakan serta membuat koordinasi .yang baik antara telinga, otak dan jari-jari. Jangan dulu membuat sesuatu yang lebih besar dan kompleks sebelum yakin Anda bisa membuat “sesuatu yang baru” dan “sesuatu yang lain” dari sesuatu yang sederhana.
Mendengar dan mendengar
Banyak dari kita yang sangat mengidola musisi-musisi besar, dan menganggapnya sebagai “pahlawan” musik. Namun tanpa kita sadari, “pahlawan” itu adalah diri kita sendiri.
Kita jangan pernah ragu untuk selalu mencari tahu, apa yg dilakukan orang-orang hebat tersebut, bagaimana proses mereka belajar, & apa yang dipelajarinya. Karena orang-orang yang kita idolakan pasti juga selalu memperkaya wawasan mereka untuk mengembangkan kreativitas.
Bahkan orang-orang hebat tersebut tak pernah berhenti mendengarkan banyak referensi, membaca buku, dan mendatangi tempat konser musik yang diadakan musisi -musisi lain,
Anda Bisa Memainkannya
Pada dasarnya setiap manusia berlatih menggunakan suara setiap hari, sejak lahir, sekolah, dan dalam kehidupan sehari-hari. Kita gunakan suara untuk mengungkapkan kegembiraan dan kesedihan, kemarahan dan rasa cinta. Kita takut, berteriak, lalu berbisik. Sebaiknya kita juga coba melakukannya secara musikal.
Sebagai seorang guru musik hendaknya kita selalu mengembangkan diri dan senantiasa memberikan inspirasi kepada siswa untuk melihat diri mereka sendiri bahwa mereka adalah “seorang musisi yang melakukan perjalanan tanpa henti. Sebuah proses yang tak akan pernah usai,”.
Improvisasi adalah sebuah perjalanan panjang dan mengasyikan. Dan itu bisa dimulai dari sekarang.
Jazz? Mmh,Actually,, There's NO wrong notes,, only wrong rhythm..
Antara kreativitas dan Stigma
Ada sebuah stigma yang sudah berlangsung lama seputar kemampuan guru-guru musik dan siswa, untuk belajar improvisasi jazz. Kalimat yang kerap didengar adalah, bahwa kemampuan berimprovisasi adalah semata-mata pemberian atau karunia dari Tuhan. Dengan kata lain improvisasi seolah-olah tidak dapat diajarkan, atau tidak dapat dipelajari, kecuali untuk orang-orang yang memang diberi kemampuan oleh Tuhan untuk mengajarkan dan mempelajari improvisasi. Benarkah..??
Brian Hayes, musisi berpengalaman dan juga pengajar jazz asal Australia yang cukup ternama memberi keyakinan bahwa kemampuan mengajar dan belajar improvisasi sesungguhnya bukan semata-mata sekedar bentuk pemberian Tuhan, tetapi lebih kepada kemauan untuk menggunakan potensial yang diberikan Tuhan. “Ada perbedaan yang sangat jelas dalam hal ini, antara sebuah pemberian semata-mata, dan kemauan untuk menggunakan pemberian itu,” katanya.
Jangan Biarkan Metode Belajar Anda Melumpuhkan Kreativitas.
Kreativitas dan improvisasi (komposisi spontanitas) adalah sebuah istilah yang secara luas dapat digunakan bergantian. Dengan kata lain, tidak ada improvisasi tanpa kreativitas. Begitu juga, improvisasi adalah salah satu bentuk kreativitas.
Upayakanlah agar Anda mengenal lebih banyak jenis-jenis musik diluar musik klasik. Karena pada dasarnya setiap orang dapat belajar untuk kreatif, dan setelah itu membuat sesuatu menurut kehendaknya.
Semua manusia lahir dengan kreativitas sejak kanak-kanak. Proses kreatif berarti mencoba, bereksperimen, belajar dari kesalahan, dan berusaha terus menerus untuk menjadi baik.
Kreativitas musik di satu sisi adalah sebuah kekuatan jiwa yang sangat luas dan seharusnya ditanamkan sejak usia muda dan sejak mulai pertama anak-anak belajar musik.
Dalam pengajaran dan latihan-latihan musik klasik tradisional, kreativitas jiwa kerapkali dibatasi oleh penerapan seperangkat aturan yang keras dan kaku, misalnya, “Mainkan nada-nada ini dengan benar dan tepat”, atau “Saya ingin kamu memainkannya dengan tepat dan benar sebagaimana dimainkan 200 tahun yang lalu,” dan sebagainya.
Kreativitas musikal sedikit mirip dengan kegiatan kita sehari-hari, berimajinasi, ‘meng-copy’ segala sesuatu dari orang lain, berkomunikasi setiap hari dengan manusia sekitar, lalu mengaplikasikannya menurut kehendak, selera dan gaya kita.
Pernah penulis mendapat pengalaman berharga ketika melihat seorang anak berusia 7 tahun yang datang ke studio tempat penulis mengajar, dia langsung menghampiri piano, sebelum penulis sempat menjelaskan bagaimana posisi duduk, bentuk tangan dan jari, dan teknik-teknik lain sebagainya. Belum sempat memberi tahu itu, anak tersebut meletakkan jari-jarinya diatas piano, bermain dan bergaya seperti Chick Corea, Indra lesmana, atau Art Tatum, tiga pianis jazz hebat.
Masalahnya apakah permainan piano anak itu tidak musikal? Terdengar aneh atau salah? Dari sudut analisa musik mungkin ya, tapi bisa berarti “benar” bila dilihat dari sudut kebebasan, bagaimana dia membunyikan nada, bergaya, dan mengembangkan ide-idenya melalui sebuah alat musik yang ia tidak pernah tahu cara menjalankannya.
Esensinya adalah kita semua dapat belajar dan sadari dari realitas tersebut, bahwa proses belajar membaca, menulis musik, belajar teknik, sejarah musik dan lain sebagainya hendaknya bukan hanya mampu membuat seseorang bermain musik dengan baik, tapi juga mampu menumbuhkan anak untuk kreatif. Bukan membatasi atau justru beresiko membelenggu kreativitas anak.
Sense of Creativity
Improvisasi tidak harus dimulai dengan sebuah lagu yang rumit, Juga tidak harus selalu kompleks. Dengan sebuah lagu sederhana, anda dapat membuat sebuah improvisasi, menggali ide-ide untuk membuat “komposisi spontanitas” yang mungkin mengejutkan anda.
Contoh, mainkan lagu “Happy Birthday” dengan menggunakan 12 tangganada pada “Circle of 5th”, rasakan setiap perbedaan yang terjadi. Temukan pintu pertama menjelajahi dunia improvisasi. Juga memberikan pengalaman menakjubkan bagi otak karena akan mendengar sesuatu yang berbeda pada satu hal yang sama, sekaligus melatih jari-jari menemukan secara jelas interval-interval nada melalui parameter teknik pada alat musik yang dimainkan.
“Happy birthday” adalah sebuah lagu sederhana yang sangat terkenal, dimana 99% penduduk dunia mengenalnya. Mulailah membuat improvisasi dengan sebuah lagu sederhana untuk melatih dan membiasakan serta membuat koordinasi .yang baik antara telinga, otak dan jari-jari. Jangan dulu membuat sesuatu yang lebih besar dan kompleks sebelum yakin Anda bisa membuat “sesuatu yang baru” dan “sesuatu yang lain” dari sesuatu yang sederhana.
Mendengar dan mendengar
Banyak dari kita yang sangat mengidola musisi-musisi besar, dan menganggapnya sebagai “pahlawan” musik. Namun tanpa kita sadari, “pahlawan” itu adalah diri kita sendiri.
Kita jangan pernah ragu untuk selalu mencari tahu, apa yg dilakukan orang-orang hebat tersebut, bagaimana proses mereka belajar, & apa yang dipelajarinya. Karena orang-orang yang kita idolakan pasti juga selalu memperkaya wawasan mereka untuk mengembangkan kreativitas.
Bahkan orang-orang hebat tersebut tak pernah berhenti mendengarkan banyak referensi, membaca buku, dan mendatangi tempat konser musik yang diadakan musisi -musisi lain,
Anda Bisa Memainkannya
Pada dasarnya setiap manusia berlatih menggunakan suara setiap hari, sejak lahir, sekolah, dan dalam kehidupan sehari-hari. Kita gunakan suara untuk mengungkapkan kegembiraan dan kesedihan, kemarahan dan rasa cinta. Kita takut, berteriak, lalu berbisik. Sebaiknya kita juga coba melakukannya secara musikal.
Sebagai seorang guru musik hendaknya kita selalu mengembangkan diri dan senantiasa memberikan inspirasi kepada siswa untuk melihat diri mereka sendiri bahwa mereka adalah “seorang musisi yang melakukan perjalanan tanpa henti. Sebuah proses yang tak akan pernah usai,”.
Improvisasi adalah sebuah perjalanan panjang dan mengasyikan. Dan itu bisa dimulai dari sekarang.
Jazz? Mmh,Actually,, There's NO wrong notes,, only wrong rhythm..
Komentar
Posting Komentar